Pertukaran pelajar sudah menjadi hal yang biasa di dunia kampus. Saat ini, banyak mahasiswa Indonesia yang dikirim ke kampus-kampus di luar negeri untuk menimba ilmu selama periode tertentu.
Selain pelajar, kerjasama internasional suatu universitas juga dilakukan dengan mengirim dosen ke luar negeri atau mendatangkan dosen ke Indonesia. Vice Rector for Collaboration and Program Development Unika Atma Jaya, Lina Salim berpendapat, ada dua kendala yang dialami universitas saat melakukan pertukaran.
“Kalau melakukan kunjungan ke luar negeri, masalahnya dana. Tapi kalau mendatangkan dosen dari sana, kendalanya di birokrasi masuk Indonesia,” tuturnya.
Lina menjelaskan, kedutaan besar Indonesia di luar negeri kurang agresif mempromosikan pendidikan di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia kurang dikenal sebagai destinasi mahasiswa asing yang ingin melakukan pertukaran pelajar atau melanjutkan studi.
Saat ini, ujar Lina, perguruan tinggi di Asia, seperti Korea dan China sedang gencar melakukan pendekatan dengan universitas di Indonesia. Dia juga tak menampik pemerintah Indonesia sekarang sudah mulai memperhatikan kerjasama luar negeri, terutama bagi perguruan tinggi swasta (PTS).
“Ya pemerintah sudah mulai adil, seperti memberi dana dan mengajak PTS ikut pameran pendidikan di luar negeri,” imbuhnya.
Dia berharap, kampus-kampus di Indonesia lebih dipromosikan secara aktif oleh kedutaan besar Indonesia di luar negeri. Misalnya dengan memberi informasi tentang jurusan-jurusan atau kampus yang tersedia.
“Jadi orang tahu Indonesia enggak cuma Bali, tapi tahu kalau kita juga punya perguruan tinggi yang bisa dijadikan tempat untuk belajar,” tandasnya.
Sumber berita: liputan6.com dan redaksi
Sumber gambar: childrensemergencyshelter.org
0 comments
Post a Comment