Sunday, January 17, 2016

UN Diganti Ujian Tingkat Kompetensi Pada 2016

Staf khusus Mendikbud bidang komunikasi media, Sukemi mengatakan, Ujian Nasional (UN) akan digantikan dengan ujian tingkat kompetensi pada tahun 2016 untuk menyesuaikan dengan Kurikulum 2013, namun belum ada keputusan final.
Menurut Sukemi, jika UN masih dilaksanakan pada tahun ini, karena tahun ini penerapan Kurikulum 2013 masih kelas 1,2,4,5 SD, 7,8 SMP, dan 9,10 SMA.
Staf ahli Mendikbud Abdullah Alkaf, mengatakan, jika UN hanya diadakan sekali pada akhir studi, maka ujian tingkat kompetensi itu akan dilakukan dari kelas 1 SMP/SMA ke kelas 2, dan seterusnya, bahkan pada akhir studi akan ada dua kali ujian tingkat kompetensi.
Menurut dia, ujian tingkat kompetensi itu akan dilaksanakan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota, sedangkan di tingkat nasional akan ada ujian mutu tingkat kompetensi yang diadakan Kemendikbud.
Yang jelas, menurut Abdullah, UN akan berubah pada tahun 2016, karena Kurikulum 2013 menghasilkan lulusan dengan kompeten berbeda yang sifatnya terpadu yakni sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

sumber: click here

Bahas Guru Satu Menteri Tiga Kepala Daerah Duduk Bareng

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan (kedua kiri) memberikan pandangan diskusi bersama tiga Kepala Daerah di Jakarta, Selasa (22/12/2015). Diskusi membahas Pengelolaan Guru, Sentralisasi atau Desentralisasi.

Friday, January 15, 2016

Download Arsif LPPKS

Download Arsif LPPKS

No Nama File Download
1 NASKAH: UJIAN NASIONAL (UN), MASIH PERLUKAH? download
2 KONSEP DASAR, SUBSTANSI DAN ASPEK PERENCANAAN SISTEM PENDIDIKAN download
3 RTK Calon Kepala Sekolah download
4 Peta Kompetensi Kurikulum 2013 download
5 Penjelasan Tentang Rencana Tindak Lanjut download
6 Catatan Lapangan Rupa-Rupa Pendampingan download
7 Studi Kajian Manajemen Dan Kepemimpinan Sekolah download
8 Principals Edisi No 4 Tahun II April 2012 download
9 Principals Edisi No 5 Tahun II Agustus 2012 download
10 UU No 20 Tahun 2003 - Sistem Pendidikan Nasional download
1 2 Next

Mulai 2016 Guru Calon PNS Wajib Mengikuti Program SM3T

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) punya solusi baru untuk mengatasi kesenjangan pendidikan antara daerah di Jawa dan wilayah luar Jawa. Mulai tahun 2016, peminat guru PNS wajib mengikuti program sarjana mengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal dan (SM3T) serta pendidikan asrama dahulu.

Dengan sistem itu, menjadi guru pegawai negeri sipil alias PNS hampir mirip dengan menjadi dokter karena sama-sama harus mengabdi di daerah terpencil dahulu. Seperti diketahui, untuk menjadi dokter PNS, calon dokter harus mengikuti program pegawai tidak tetap (PTT) di daerah terpencil.

Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirdiktendik) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Supriadi Rustad menjelaskan, pada prinsipnya sarjana guru yang ingin melamar menjadi PNS wajib lulus program pendidikan profesi guru (PPG). ”Nah, mulai 2016 program PPG ini wujudnya adalah praktik mengajar di daerah pedalaman (baca: SM3T) dan pendidikan di asrama,” ujarnya di sela-sela pembukaan pameran foto aktivitas guru SM3T di kantor Kemenristekdikti.

Program SM3T sebetulnya bukan program baru. Program yang dipelopori Mendikbud Mohammad Nuh itu sudah menerjunkan 2.400 calon guru PNS untuk kali pertama pada November 2011 ke berbagai pelosok negeri. Kini SM3T telah memasuki angkatan kelima.
Peserta program SM3T diseleksi dan dibekali di 21 lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK). Mereka diterjunkan dan mengabdi di wilayah terpencil selama setahun. Setelah itu kembali ke LPTK, mengikuti PPG berasrama selama dua semester. Selama mengabdi di daerah 3T dan menjalankan PPG, mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Pemerintah menetapkan sembilan provinsi yang menjadi tempat penempatan SM3T, yaitu Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Maluku. ”Kabupaten-kabupaten di provinsi itu pasti jauh dari kota,” kata Supriadi. Misalnya Kabupaten Jayawijaya dan Lanny Jaya, Papua. Lalu pedalaman Provinsi Aceh seperti Aceh Singkil, Pidie Jaya, dan Gayo Lues. Sementara di NTT, peserta SM3T disebar antara lain di Alor, Lembata, Rote Ndao, dan Flores Timur.
Untuk program pendidikan asrama, ada beberapa perguruan tinggi yang digandeng guna menjalankan LPTK. Antara lain Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Semarang (Unnes), dan Universitas Negeri Makassar (UNM). Pada umumnya, setiap LPTK itu mengembangkan kurikulum calon guru secara mandiri.

Dalam kurikulum pembelajaran asrama tersebut, dosen di LPTK wajib menjadi model bagi calon guru. Dengan demikian, dosen-dosen pendidikan asrama peserta PPG itu wajib S-2 atau S-3 bidang pendidikan sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkan. Misalnya bidang keahlian pendidikan matematika, fisika, bahasa Indonesia, dan sejenisnya.

Kemudian, cara mengajar dosen juga tidak konvensional seperti pada umumnya. Sebaliknya, para dosen pendidikan asrama itu wajib mengajar berbasis active learning in higher education (ALIHE). Pembelajaran model itu memiliki porsi praktik langsung yang lebih banyak. Dengan sistem tersebut, pendidikan asrama mencetak guru yang bisa melaksanakan active learning in school (ALIS).

Dengan sistem baru rekrutmen guru itu, pemerintah akan memetakan kebutuhan guru baru secara nasional. Kemudian, Kemenristekdikti melalui kampus LPTK membuka seleksi peserta PPG. ”Jumlah yang diterima PPG ini disesuaikan dengan kebutuhan nasional,” ucap guru besar Unnes tersebut.
Menurut Supriadi, sistem baru rekrutmen guru itu mendapat sambutan positif dari kepala daerah. Sejumlah kepala daerah yang ketempatan atau menjadi tuan rumah SM3T membuka formasi PNS guru untuk alumni SM3T. Supriadi mengatakan, meskipun program SM3T dijalankan pemerintah pusat, status guru PNS tetap ada di pemerintah daerah setempat.

Menteri Ristekdikti Muhammad Nasir mendukung program baru rekrutmen CPNS guru. Dia menyatakan, program SM3T benar-benar menggembleng calon guru. ”Mereka tidak hanya menunggu siswa datang ke sekolah, tetapi sampai menjemput siswa di rumah-rumah supaya mau ke sekolah,” ungkap mantan rektor Universitas Diponegoro Semarang tersebut.

Mendikbud Anies Baswedan juga mengisyaratkan perlu adanya reformasi rekrutmen guru. Menurut dia, selama ini rekrutmen guru begitu longgar. Siapa saja bisa menjadi guru tanpa ada seleksi kompetensi. Ujungnya, pemerintah kesulitan dalam pembinaan dan pengawasannya. Anies sepakat jika rekrutmen guru diperketat demi mendapatkan guru-guru yang berkualitas.
sumber: click here

Friday, January 8, 2016

Inilah Jadwal Pembagian Rapor Hasil UKG

Usai menggelar uji kompetensi guru (UKG), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan memberikan pelatihan bagi para guru. Targetnya, memperbaiki kompetensi guru yang masih di bawah standar.

Dalam Kilasan Kinerja Setahun Kemdikbud di Jakarta, Rabu (30/12/2015), Mendikbud Anies Baswedan menyebutkan, rata-rata nilai UKG nasional adalah 53,02, sedangkan pemerintah menargetkan rata-rata nilai di angka 55. Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, sementara nilai rata-rata kompetensi pendagogik 48,94.

Setiap guru, ucap Anies, akan mendapatkan rapor yang di dalamnya terdapat data guru beserta 10 komponen penilaian. "Komponen yang masih berwarna merah menandakan guru itu perlu mendapatkan pelatihan di bidang tersebut," kata Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menambahkan, pihaknya terus melakukan perbaikan sampai akhirnya menjadi sempurna. Meski demikian, Anies mengingatkan agar hasil UKG tidak dijadikan sebagai alat hukuman untuk guru.

"UKG seperti bercermin. Dari hasil itu akan diperbaiki untuk meningkatkan kinerja guru. Pengembangan pelatihan dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru," tuturnya.

Sementara Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Sumarna Surapranata memaparkan, rapor hasil UKG akan dibagikan ke sekolah pada pertengahan Januari 2016. Sedangkan pelatihan untuk para guru direncanakan dilakukan pada Mei 2016.

"Target hasil akan disebarkan pada pertengahan Januari, semoga tidak ada kendala. Sekarang tinggal menunggu hasil dari beberapa daerah yang menggunakan UKGoffline. Pelatihan bagi peserta rencananya Mei 2016," tandas pria yang akrab disapa Pranata itu.
Sumber : http://news.okezone.com

Thursday, January 7, 2016

Opini : Indonesia Kurang Promosi di Bidang Pendidikan

kembali bersekolahPertukaran pelajar sudah menjadi hal yang biasa di dunia kampus. Saat ini, banyak mahasiswa Indonesia yang dikirim ke kampus-kampus di luar negeri untuk menimba ilmu selama periode tertentu.

Selain pelajar, kerjasama internasional suatu universitas juga dilakukan dengan mengirim dosen ke luar negeri atau mendatangkan dosen ke Indonesia. Vice Rector for Collaboration and Program Development Unika Atma Jaya, Lina Salim berpendapat, ada dua kendala yang dialami universitas saat melakukan pertukaran.

“Kalau melakukan kunjungan ke luar negeri, masalahnya dana. Tapi kalau mendatangkan dosen dari sana, kendalanya di birokrasi masuk Indonesia,” tuturnya.

Lina menjelaskan, kedutaan besar Indonesia di luar negeri kurang agresif mempromosikan pendidikan di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia kurang dikenal sebagai destinasi mahasiswa asing yang ingin melakukan pertukaran pelajar atau melanjutkan studi.

Saat ini, ujar Lina, perguruan tinggi di Asia, seperti Korea dan China sedang gencar melakukan pendekatan dengan universitas di Indonesia. Dia juga tak menampik pemerintah Indonesia sekarang sudah mulai memperhatikan kerjasama luar negeri, terutama bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

“Ya pemerintah sudah mulai adil, seperti memberi dana dan mengajak PTS ikut pameran pendidikan di luar negeri,” imbuhnya.

Dia berharap, kampus-kampus di Indonesia lebih dipromosikan secara aktif oleh kedutaan besar Indonesia di luar negeri. Misalnya dengan memberi informasi tentang jurusan-jurusan atau kampus yang tersedia.

“Jadi orang tahu Indonesia enggak cuma Bali, tapi tahu kalau kita juga punya perguruan tinggi yang bisa dijadikan tempat untuk belajar,” tandasnya.

Sumber berita: liputan6.com dan redaksi

Wednesday, January 6, 2016

Fakta : Pendidikan Menjadi Lampu Aladin Untuk Mengentaskan Pendidikan

Lampu aladin pendidikanPenerapan konsep Adopsi Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) perlu dicapai. Namun, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengkhawatirkan salah satu poin dari konsep SDGs yakni kualitas pendidikan atau quality of education.

“Saya termasuk orang yang khawatir dengan pendidikan kita. Anak-anak itu sudah enggak semangat lagi,” keluh Sofyan di kantornya, Jakarta.

Sofyan pun membandingkan kondisi tersebut dengan salah satu direktur perusahaan Jepang. Sang direktur yang usianya sudah mencapai 70 tahun itu masih memiliki semangat. Berbeda dengan anak-anak di Indonesia yang tidak memiliki rasa semangat.

“Dia (direktur Jepang) itu masih begitu bersemangat saat berbicara. Berbeda dengan anak-anak kita, meski tentu enggak semua. Anak-anak kita kurang kreatif, padahal di tahun mendatang kreativitas jadi kunci paling penting,” tegas Sofyan.

Menurut Sofyan, semua sasaran dari konsep SDGs memang harus dicapai. Namun, pendidikan yang terpenting karena akan memajukan ekonomi serta mengentaskan kemiskinan.

“Lebih penting menurut saya nomor empat, yakni quality of education. Pendidikan menjadi lampu Aladin yang mengangkat dan mengentaskan orang dari kemiskinan terutama pendidikan berkualitas. Kita harus pikirkan pendidikan di negara ini,” tukasnya.

Sumber berita: liputan6.com dan redaksi
Sumber gambar: www.pinterest.com